|
Sebagai Fakultas Kedokteran yang memiliki komitmen untuk menjadi
fakultas unggulan kelas dunia, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada (FK UGM) senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan profesionalisme
di bidang pendidikan. Tahun 2009, FK UGM kembali mengukir prestasi
dengan menduduki peringkat 103 tingkat dunia menurut The Times Higher Education-QS World University (The-QS World University) untuk kategori Biomedical Sciences.
Prestasi inilah yang semakin memantapkan langkah FK UGM dalam
meningkatkan mutu dan daya saing di bidang pendidikan kedokteran dalam
menyediakan kebutuhan tenaga kesehatan yang handal dan profesional.
Semangat ini juga dipicu dengan adanya Surat Keputusan Mendiknas
No.045/U/2002 tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi dan UU No.20 /2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta UU No. 29/2004 tentang Praktik
Kedokteran yang secara tegas mensyaratkan peningkatan kompetensi dokter
dengan diberlakukannya ujian kompetensi dokter yang menuntut FK UGM
untuk terus secara kreatif mengembangkan dan menyusun kurikulum
pendidikan yang baik dan bermutu.
Terobosan ini pula yang juga memantapkan visi FK UGM di tahun 2010
sebagai pusat unggulan dunia tak hanya di bidang pendidikan, namun juga
di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat melalui proses yang
rasional, efisien, dan terintegrasi serta berkesinambungan didukung oleh
sumber daya manusia yang profesional dan bertanggungjawa
Seiring dengan berjalannya waktu, adanya dinamika lokal, nasional dan
global dalam Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan, diperlukan
pengelolaan fakultas yang akuntabel, transparan dan partisipatif untuk
mewujudkan misi dalam meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat yang berkelas dunia dengan berlandaskan
kearifan lokal; mengembangkan dan memperkuat manajemen fakultas yang
mandiri dan mempunyai tata kelola yang baik (Good Faculty Governance)
serta meningkatkan kesejahteraan segenap sivitas akademika yang
bercirikan profesionalitas. Setelah dilakukan self evaluation maka dapat
disusun dengan analisis SWOT dan isu strategis tentang Fakultas
Kedokteran sebagai berikut :
Strengths
Untuk mewujudkan Visi dan Misi menjadi World Class Research
University Fakultas Kedokteran UGM dalam melaksanakan Tri Dharma saat
ini menerapkan regulasi assessment dan system assessment yang sesuai
dengan best practice di tingkat internasional yang didukung oleh quality
assurance, etika yang memadai serta menerapkan prinsip-prinsip
manajemen rasional untuk melakukan inovasi pendidikan dan perbaikan
secara kontinyu. Fakultas sebagai trend setter dengan dukungan kuantitas
dan kualitas staf (terutama 45 Profesor dan 99 Doktor) dan alumni,
serta adanya jaringan kerjasama yang luas baik dari dalam negeri, luar
negeri maupun masyarakat mendukung pelaksanakan proses pendidikan dan
penelitian yang unggul. Hal ini ditujukkan dengan ditempatkannya
Fakultas Kedokteran menjadi rangking 106 dunia dan 63 Asia menurut THES
(Time Higher Education Survey). Perbandingan jumlah mahasiswa pendidikan
dokter yang diterima dengan pendaftar 1:144, menunjukkan bahwa mereka
yang diterima adalah yang berkualitas sangat baik.Untuk mendukung
kegiatan penelitian di fakultas kedokteran telah tersedia Standart
Operating Procedure (SOP) fasilitas, alat, profil, dan laboratorium
terpadu, serta informasi lain yang dapat dilihat di dalam Website yang
up to date.
Weaknesses
Sistem tata-kelola Tri Dharma PT yang diterapkan saat ini belum
menunjukkan adanya resource sharing, baik sumber daya manusia maupun
fasilitas dari program studi maupun unit yang ada di bawah fakultas .
Pengembangan Visi dan Misi Universitas masih bersifat top down, untuk
yang akan datang perlu menggali Visi dan Misi di tingkat grass root.
Pada proses akademik dan kemahasiswaan ada beberapa hal yang belum
berjalan dengan baik di antaranya pada tahap rotasi klinik belum
terlaksana secara optimal, siklus pengembangan soal – pelaksanaan ujian –
evaluasi soal belum lancar dan peran bagian dalam pengembangan soal
belum optimal, pemantauan hasil belajar mahasiswa belum
berkesinambungan, mekanisme yang ada belum bersifat proaktif dan masih
ad hoc dan pasif. Demikian pula staf akademik dari rumah sakit
pendidikan dan Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit pendidikan,
puskesmas, dll) belum termanfaatkan secara optimal di dalam proses
pendidikan. Mekanisme evaluasi blok, evaluasi tutor telah dilaksanakan
tetapi belum berjalan secara optimal dan hasil-hasil evaluasi belum
menjadi feedback untuk pengembangan secara kontinyu. Fakultas sedang
membentuk unit pelayanan mahasiswa prodi sarjana dan pasca- sarjana
secara terpadu untuk melayani berbagai aspek kebutuhan mahasiswa. Dalam
bidang penelitian dan publikasi ada beberapa hal yang perlu dilakukan
perbaikan di antaranya monitoring evaluasi penelitian belum kontinyu
jumlah publikasi Jurnal Internasional dan nasional masih rendah, rasio
penyusunan proposal dal pelaksanaan penelitian masih rendah, staf
medical technologist/tehnisi masih terbatas, jumlah staf senior pensiun
cukup tinggi.
Opportunities
Fakultas Kedokteran mendapatkan kepercayaan stakeholder yang tinggi,
hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya berbagai grant dari dalam maupun
luar negeri untuk kegiatan pendidikan dan penelitian. Potensi sumber
dana juga terus meningkat baik dari dana masyarakat (Fakultas/
Universitas) maupun hasil sinergi antara A-B-G (Academy, Business, and
Government) dan kerjasama internasional. Hal tersebut juga didukung
adanya otonomi perguruan tinggi secara penuh sesuai dengan UU Badan
Hukum Pendidikan. Sumber dana yang ada dialokasikan untuk pengembangan
proses pendidikan, SDM serta fasilitas pendidikan dan penelitian serta
pengabdian kepada masyarakat.
Threats
Adanya persaingan nasional dan global dalam pengelolaan institusi
pedidikan kedokteran dan kesehatan memerlukan antisipasi yang memadai.
Ancaman yang lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah sumber daya
manusia berupa brain drain ke institusi lain dan pensiun, UU dan
regulasi yang belum searah, serta belum optimalnya pengelolaan sumber
daya. Bertambahnya jumlah Fakultas Kedokteran lain yang berkualitas,
percepatan perubahan di tingkat nasional dan internasional di bidang
kesehatan perlu mendapatkan perhatian. Demikian juga belum adanya
Akreditasi Institusi, Laboratorium serta munculnya pusat research di
institusi lain perlu dipikirkan cara antisipasi secara bijak.